Minggu, 01 Desember 2013

Batik Yogyakarta: Sejarah Perkembangan dan Ragam Motif

Batik Yogyakarta: Sejarah Perkembangan dan Ragam Motif


spesial untuk batik yogyakarta, kain ataupun baju yang dibikin dengan tehnik spesial tersebut mempunyai motif yang spesifik yang amat khas. Teknik pewarnaan kain dengan tehnik “merintangi” warna masuk gunakan bahan baku malam atau lilin sebagai bahan penghalangnya yaitu di antara wujud seni rupa kuno. di mesir, tehnik pewarnaan ini sudah dikenal sejak abad ke-4 sebelum saat masehi.

pembuktiannya yaitu dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang dilapisi dengan malam atau lilin ini untuk membentuk pola. di negara asia yang lain, tehnik pewarnaan sejenis dengan batik juga diaplikasikan di tiongkok pada saat dinasti tang dan di india serta jepang selama periode nara. di afrika, tehnik pewarnaan sejenis batik ini dikenal juga oleh suku yoruba di nigeria, dan suku soninke serta wolof di senegal.


di indonesia sendiri, batik diakui telah ada sejak zaman kerajaan majapahit yang selanjutnya jadi amat popular pada akhir abad 18 atau awal abad 19. batik yang waktu itu dihasilkan yaitu batik catat hingga awal abad ke 20. namun batik teknik cap baru dikenal sesudah perang dunia i atau lebih kurang th. 1920-an. dari kerajaan yang ada di yogyakarta pada abad 17, 18 serta 19 selanjutnya batik berkembang luas terutama di lokasi pulau jawa.

awal mulanya, membatik hanya sesuatu hobi dari beberapa keluarga raja didalam berhias baju. tetapi, hobi membatik ini nyatanya dapat berkembang serta jadi komoditi perdagangan. asal mula batik yogyakarta dikenal pada saat kerajaan mataram ke-i dengan raja panembahan senopati. tempat sebagai area pembuatan batik yogyakarta adalah desa plered. pembatikan pada saat itu terbatas didalam lingkungan keluarga kerajaan yang ditangani oleh para wanita pembantu ratu.

dari sini, batik yogyakarta berkembang pada trap pertama di keluarga keraton yang lain, yakni istri dari abdi dalam serta para tentara. pada upacara resmi keluarga kerajaan baik pria ataupun wanita menggunakan baju dengan gabungan batik serta jurik. saat kerajaan memperoleh kunjungan dari rakyatnya, maka rakyat lalu tertarik pada baju yang dikenakan oleh beberapa keluarga keraton serta selanjutnya ditiru oleh rakyat. tak perlu waktu yang lama, batik keraton lalu segera meluas serta keluar dari didalam lingkungan tembok keraton.

peperangan yang kerap berlangsung pada zaman dahulu pada keluarga para Raja dengan penjajah belanda, jadikan banyak keluarga raja yang mengungsi serta menetap di daerah-daerah baru, diantaranya banyumas, pekalongan, ponorogo, tulungagung dan seterusnya. pengetahuan membatik lalu segera menular serta meluas hingga ke daerah-daerah di luar yogyakarta.

mulai pada abad ke XVIII, keluarga kerajaan yang mengungsi ke berbagai daerah inilah yang mengembangkan seni membatik pada semua pelosok pulau jawa yang ada serta berkembang menurut alam. perang diponegoro melawan belanda menyebabkan sang pangeran serta keluarga dan beberapa pengikutnya mesti meninggalkan tempat kerajaan tersebut. mereka menyebar ke arah timur serta barat. lantas pada beberapa daerah baru tersebut, beberapa keluarga serta teman dekat sang pangeran berperan dalam perkembangan batik dari Jogja.

ke arah timur, batik Jogja memperkaya khazanah motif batik mojokerto dan tulungagung. disamping itu juga menyebar ke daerah gresik, surabaya serta madura. namun ke arah barat pulau jawa, batik berkembang di tempat banyumas, pekalongan, tegal, serta cirebon.

batik yogyakarta yaitu di antara dari batik indonesia yang awal mulanya dibikin terbatas yang cuma diperuntukkan untuk keluarga kerajaan saja. tiap-tiap motif yang terwujud didalam goresan alat yang bernama canting pada kain batik ini yaitu sarat dapat beragam arti atau cerita. perihal inilah yang membedakan batik ini dengan jenis batik yang lain yang melindungi eksklusivitas dari sesuatu mahakarya seni serta budaya indonesia.

batik yogyakarta di untuk didalam sebagian grup motif, seperti motif ceplok, motif tumpal, motif kelir, motif lereng, motif sogan, motif parang, motif seling, motif kawung,  motif sidoluhur, motif truntum, motif udan liris, dan motif wirasat. untuk bahan dapat memakai kain cocok dengan hasrat. sistem pembuatan serta type produknya dikelompokkan jadi sebagian grup utama yaitu batik cap, batik cap sutera, batik catat gabungan cap, batik catat sutera, blus sutera, hem batik, kemeja batik, serta sarimbit.

motif batik tradisional lah yang kerap digunakan oleh keluarga kerajaan yogyakarta. saat ini batik yogyakarta bisa dipakai sebagai pakaian kimono/ pakaian khas negara jepang. tak hanya batik jadi fungsi sebagai seni rupa murni, batik juga bisa berperan sebagai seni terapan seperti misalnya pada seragam sekolah, seragam pernikahan, seragam kerja serta untuk keperluan yang lain.

yogyakarta yang dikenal sebagai kota batik yang mempunyai beragam motif, baik itu berupa batik klasik ataupun batik modern. Macam motif dari batik Jogja ini ada lebih kurang 400 motif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar